Jumat, 27 Januari 2012

Hasan Hanafi dan Al Jabiri berbicara tentang Palestina-Israel

Hasan Hanafi, Al Jabiry tentang Hubungan Palestina-Israel
Siapa yang tidak kenal Hasan Hanafi dan Al Jabiri dalam dunia pemikiran Islam kontemporer. Kedua pemikir ini sangat kompeten dan vokal berbicara pemikran Islam melalui sudut pandang dan metodologinya masing-masing. Untuk mengamati kecendrungan kajian dan metodologi mereka kita dapat melacak dari beberapa karya besar mereka. Tidak itu saja, mengenal mereka dengan dekat tentunya membutuhkan beberapa perangkat wawasan baik melalui otobiografi dan sejarah perjalanan intelektual mereka.  
        Hasan Hanafi, pemikir asal mesir ini memiliki karya-karya yang monumental. Karyanya diantarnya adalah Al- Yamin wa al-Yasar fil Islam, Min al Aqidah ila tsaurah, fi al fikr al garabi al mu’ashir. Kiri Islamnya hanafi dikenal sebagai pembrontakan sistem politik dan sosial, meski banyak kalangan islamis yang tidak menyukai istilah ‘kiri’ namun harus diakui gagasan hasan Hanafi ini telah mewarnai pemikiran arab-islam kontemporer.
Read More...
            Sedangkan Al jabiri memiliki trilogi dalam kajian pemikiran arab (Islam) yaitu bunyat al aqal al arabi, naqd al aqal arabi, takwin al aqal arabi. Dari ketiga buku ini al jabiri terlihat melakukan pembongkaran system berpikir kaum muslimin yang dimulai dari era tadwin. Sebagai seorang epistemolog al Jabiri sering menyerukan ruh rusdyiah atau tepatnya semangat rasionalisme Ibnu Rusyd. Dan masih banyak lagi karya-karya dari dua pemikiri ini. Yang perlu menjadi catatan adalah, dari sekian banyak gagasan dari kedua pemikir muslim ini setidaknya ada beberapa gagasan yang belum termaktubkan dalam karya-karya monumental mereka diatas.tapi ditemukan dalam buku-buku yanag lain. Nah, disini kami menemukan sedikit catatan dari dua orang pemikir yang berbicara teman-tema yang krusial dalam kajian pemikiran Islam kontemporer.
            Dalam sebuah buku yang berjudul hiwar al masyriq wal maghrib talihi al rudud wa al munaqasat. Buku ini merupakan kumpulan tulisan Hanafi dan Al jabiri. Kebanyakan merupakan dialog tertulis antara dua pemikr muslim ini.sehingga banyak ditemukan perbedaan pandangan dari keduanya. Baik tema yang berhubungan dan arabisme, nasserisme, liberalisme. Dan pada tema terakhir kedua pemikir berbicara tentang palestina dan israel.
            Israel bagi hanafi tidak dilihat dari tujuan politik zionisme. Tapi lebih dilihat dari sudut pandang israel sebagai kaum yahudi, sehingga menjelasakan posisi israel dia menggunakan romantisisme historis. Diman adalam sejarah, kaum yahudi hidup damai dan sejahtera serta mendapatkan hak dan perlakuan yang sama di era kepemimpinan muslim andalusia. Itu hubungan islam – yahudi. Adapun hubungan kristen – yahudi, hanafi memaparkan sejarah revolusi prancis dimana kaum yahudi juga diperlakukan dengan adil. Nah dari sinilah Hanafi melihat, akan tercapainya sejarah seperti ini jika israel – sebagai kaum yahudi- dan palestian sama-sama memiliki wilayah-wilayah tersendiri dan bersama mematuhi hukum.
            Kritikan pedas, itulah mungkin yang tepat disandaarkan kepada al jabiri. Ini bisa dilihat dari komentarny terhadap tulisan Hasan Hanafi. Apakah yang melatarbelakangi tulisan anda berbicara seperti itu ? apakah demi orang arab ? atau Israel ? yang karna selain  keduanya ?. komentar sinis inilah yang dilontarkan al jabiri terhadap hanafi. Dalam logikanya hanafi, dia menyatakan bahwa kaum yahudi merasakan kedamaian dan kesejahteraan pada era muslim andalusia dan revolusi prancis. Al jabiri melihat ketidak masuk akalan logika hanafi dalam melihat realitas hubungan israel-palestina. Dengan kata lain al jabiri menilai hanafi ingin menciptakan sejarah yang sama dalam hubungan muslim-yahudi. Dan perasaan damai dan sejahtera yang dilukiskan hanafi juga menjadi lahan kritik al jabiri. Mungkin hanafi memiliki perasaan yang sama seperti apa yang dirasakan oleh kaum yahudi. Al jabiri juga menilai bahwa israel tidak bisa dilihat sebagai yahudi atau tepatnya satu diantara agama-agama samawi. Tapi melihat israel lebih sebagai zionisme yang merampas hak-hak muslim palestina. 
             Dari argumennya al jabiri coba memperlihatkan ke-ahistoris gagasan hanafi dan ketidak realistisan. Namun begitu hasan hanafi telah menawarkan konsep kebersamaan dalam persaudaraan antara palestina dan israel. Harapan ini bagi Hasan Hanafi bukanlah angan-angan kosong yang sulit untuk direalisasikan. Yang lagi-lagi dengan kembali memahami sejarah hubungan yahudi dan kaum muslim yang pernah terjadi pada era kekhilafahan andalusia.
            Membaca karakter dua pemikir muslim ini memang tidaklah muda. Al Jabiri memang tidak sedikitpun harus ada kompromi antara palestina dan israel, karna al jabiri tidak melihat agama yahudinya tetapi lebih kepada gerakan zionisme yang merampas hak-hak orang palestina. Sikap nasionalisme arab-nya Al jabiri ini lah yang menggiring dia untuk mengkritik dengan tegas tulisan Hasan Hanafi. Lain halnya dengan Al Jabiri, Hasan Hanafi melihat israel sebagai bangsa yang selalu terdiskriminasi dan tertindas, baik ketika pasca revolusi prancis bahkan sangat ironis sejarah kaum yahudi yang terjadi ketika Nazi berkuasa di tanah eropa.
            Dengan adanya argumentasi yang kuat dari masing-masing pemikir ini, setidaknya pemikiran mereka sangat dipengaruhi dengan manhaj fikr yang berbeda tentunya akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda pula. Demikianlah tulisan ini dibuat semoga bermanfaat dan menambah cara pandang kita dalam melihat persoalan palestina-israel.
            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar